Kemarau dan Asap Picu Produksi Sawit Sumut Rontok
Kabut asap serta anomali cuaca khususnya kemarau yang terjadi sejak 2015-2016, berdampak terhadap penurunan produksi tandan buah sawit (TBS) di wilayah Sumatera Utara sekitar 10%-20%.
Jika ancaman kemarau beserta titik panas akibat kebakaran hutan/lahan masih terjadi, produksi sepanjang 2016 ini juga menurun seperti tahun lalu. Pada tahun 2015, produksi turun sekitar 5%-10%. Bahkan angka penurunan tersebut dapat menjadi lebih rendah pada semester II 2015 terjadi recovery dari semester I dengan angka produksi yang turun 15%-20%.
Anomali cuaca memang tidak memberikan dampak besar terhadap keseluruhan sentra produksi sawit Sumut, karena tipikal daerah yang berbeda. Namun, kendati gangguannya berbeda di setiap daerah, kondisi tersebut sudah mengganggu petani serta pengusaha sawit Indonesia.
Satelit Modis dan NASA telah mendeteksi 339 “hotspot” pada 19 Agustus dimana terdapat 14 titik api di Sumut. BNPB mengingatkan agar semua pihak berhati-hati, termasuk dengan melakukan upaya pencegahan serta pemadaman kebakaran lahan/hutan. Terlebih September mendatang diprediksi terjadi puncak kemarau. Pergeseran cuaca dimana September biasanya merupakan musim penghujan.